Rabu, 14 April 2010

Label:

Rabu, 14 April 2010

Setelah mengingat apa yang terjadi hari ini :
1. Alhamdulillah ppy gak telat dan sempat sarapan.
2. Pelajaran pertama pelajarannya pak Sabat tapi pak Sabat gak masuk karna sakit 
3. Pelajaran kedua adalah matematika. Alhamdulillah ppy bisa mengerjakan setengah dari soal latihan tanpa bantuan siapapun.
4. Pelajaran ketiga adalah fisika. Pelajaran yang paling dikutuk oleh anak sekolahan mulai dari tadi pagi. Tapi Alhamdulillah lagi ppy lumayan connect dengan pelajaran fisika hari ini. Padahal fisika dimulai pukul 11.00 sampai 13.00 siang. Ppy jadi melek gara-gara pak guru main nunjuk-nunjuk. Ppy takut ditunjuk ke papan buat ngerjain soal. Ppy ndak mau mengecewakan penonton nantinya. Makanya ppy kudu serius..
5. Pelajaran terakhir adalah pendidikan agama Islam. Hari ini jadwal ulangan harian. Tadi kata anak-anak sebelum masuk “jangan pernah nyontek kalo pak guru yang satu ini sedang mengawas. He is so dangerous too.” But I do’t care. Pas Imma bertanya ke ppy, ppy sempat komat-kamit bacain jawaban (waktu pak guru lagi nelfon) ternyata pak guru liat ppy yang jelas-jelas nyontek. Pas komat-kamit sesi kedua ppy ketahuan lagi !!! sial benner!! Niat hati pengen nolong orang, tapi apa yang ppy dapat???  [malu-maluin banget sih ppy,, masa’ ulangan agama nyontek2an??]
Begitulah rentetan peristiwa yang terjadi hari ini.
Pas pulang ppy ketemu anto bersama rombongan Callege-lege Girl. Mereka semua siap-siap ke rumah pak Sabat.
Oh iya, ppy belum cerita siapa pak Sabat.
Namanya Drs. Sabat. Dia guru kami yang terbilang tidak muda lagi. Beliau mengajar kami kelas 3 di pelajaran analisis terpadu, pembimbing praktikum kimia analisis jenis, dan analisis organoleptik. Beliau tipe orang yang sangat disiplin. Pagi-pagi benar beliau berangkat ke sekolah untuk mengajar kami dengan penampilan yang amat bersih, rapi, dan tak pernah lupa menenteng tas dan payungnya. Beliau tegas dan baik hati. Tak pernah sekalipun beliau menunjukkan wajah ataupun kata-kata pertanda sedang marah. Kata guru-guru kami yang dahulu diajar oleh beliau mengatakan “kalau bel sudah berbunyi, jangan mencoba masuk ketika beliau berada di dalam.” Tapi tidak selamanya seperti itu. Kadang beliau memaafkan ppy yang sering terlambat. Kalaupun ppy terlambat beliau pasti mengatakan “sooorryyyyyy……sorryyyyy”. Tapi ppy yang selalu cengengesan kadang mampu membuatnya agar mengizinkan ppy masuk. Itulah yang ppy senangi dari seorang pak Sabat. Beliau yang ramah, sederhana, tidak gampang marah, apa adanya, dan nasihatnya. Beliau pun sering mengingatkan ppy pada seorang kakek. Ya, mbah ppy yang sudah tiada beberapa tahun yang lalu.
Oia, ppy rasa cukup untuk menceritakan siapa sosok pak Sabat. Kemudian ppy akan menceritakan perjalanan ke rumah beliau.
Kami bersepuluh (9 orang dari kelas 3c dan seorang dari kelas 3b yakni ppy sendiri) men-carter sebuah angkot menuju rumah pak Sabat. Turun dari angkot kami berjalan sedikit untuk menemukan rumah beliau. Kami bahkan sempat saling adu mulut gara-gara sok tau. Maklumlah anak SMAK orangnya banyak yang ST12. Hahahah..
Akhirnya kami tiba di depan sebuah rumah yang menurut ppy itu rumah yang besar dan bagus. Yang memiliki pekarangan yang dipenuhi oleh bunga serta pepohonan. Benar-benar rumah yang sehat.
Awalnya kami tak percaya. Tetapi kemudian pak Sabat keluar untuk menyambut kami dan mempersilahkan kami masuk. Kami pun berjalan menuju ruang tamu sambil terperangah dan berkata “betapa sederhananya orang ini, saya amat bangga”.
Di dalam kami sempat ngobrol banyak dengan pak Sabat dan istrinya yang memang hanya tinggal berdua di rumah yang sebesar itu. Lebih satu jam kami berbincang dengan bapak dan ibu Sabat. Dan banyak informasi yang kami dapatkan hari itu. Mulai dari sekitar pemukiman di sana yang dahulunya terdapat beberapa orang yang mengidap penyakit lepra (eits, gak ngehina ya. peace), cerita tentang alumni-alumni SMAK, bahkan sampai cerita cinta bapak dan ibu Sabat.
Pak Sabat bercerita tentang bagaimana beliau bertemu dengan istrinya dahulu. Beliau masih ingat smuanya. Bahkan saat bercerita, pak Sabat sesekali memandangi istrinya yang lembut orangnya itu dengan tatapan romeo pada juliet yang cukup membuat hati iri. (sampai tua pun bapak tetap romantic. So sweet  ). Begitu pula dengan ibu yang bercerita tentang bapak, dan melakukan hal yang sama seperti halnya yang dilakukan oleh pak Sabat. Baru kali ini ppy melihat ada romeo dan Juliet di kota daeng ini. Hahaha. Tapi benner kok. 
Oia, mengakhiri kisah cinta mereka bapak pun berkata “makanya nak, cepat-cepatko kawin”. Begitulah pesan orang tua kebanyakan. Insyaallah ya paaaaak 
Setelah itu bapak menceritakan tentang kehidupan sehari-hari beliau. Mulai dari belajar menjadi seorang analis yang tekun, sampai cara beliau mendidik kedua anaknya hingga sukses. Pokoknya banyak lah. Terlalu panjang untuk diceritakan satu persatu..
Baiklah sekian cerita hari ini. Trima kasih bagi yang menyempatkan diri untuk membaca.. 

0 komentar :