Makassar, 3 juli 2010
Suatu malam. Ppy sedang bingung memikirkan bagaimana membicarakan hal ini pada papa. Ppy takut papa tak mengizinkan. Kemudian ppy mengendap-ngendap mengintip papa yang sedang duduk santai di teras depan. Tiba-tiba!!
Papa : “hey, kenapa disitu? Sini!”
Ppy : “eeeeh ketahuan!!! Eeehhehehehe” (salah tingkah)
Papa : “kenapa?”
Ppy : “pa tempat prakerin pilihan kedua dan ketiga dimana??”
Papa : “pilihan kedua kau di……”
Ppy : “soroako??!??” (dengan wajah berbinar penuh harap)
Papa : “ bukan, di Balai Besar Laboratorium Kesehatan saja kan ada om mu di sana.
Ppy : “terus pilihan ketiga soroako????!???” (kembali dengan penuh harap)
Papa : “ bukan, kau dibalai apa namanya yang di racing centre??”
Ppy : “yaaaaaah,, kenapa di seputaran Makassar lagi??”
Papa : “ jangan jauh-jauh nak. Nanti ada apa-apa? Nanti kau sakiiiiiiit??”
Ppy tak mampu lagi berkata-kata. Ppy kemudian lari ke kamar dengan kesal dan mau menangis. Kemudian ppy beranjak dari kasur dan mengadu pada mama.
Ppy : “maaa!!”
Mama : “apa?”
Ppy : “papaaaaaaa!!”
Mama : ‘kenapa lagi?”
Ppy : “masak saya ndak boleh prakerin jauh-jauh???!!”
Mama : “nanti mama bicara! Kalau kau niat ke sana, nanti mama perjuangkan!!”
Oke deh maa, ppy tunggu selanjutnya. Ya Allah, kirimkanlah sosok yang bisa membujuk ayahku ini..
0
0 komentar :
Posting Komentar